Sabtu, 14 November 2015

Ekstrakulikuler

          Di SMA ini saya mulai banyak mengikuti kegiatan-kegiatan disekolah mulai dari organisasi, dan juga ekskul. Gak kaya kebanyakan orang yang memilih ekskul bola, basket, pramuka atau yang lainnya, di SMA saya mengikuti ekstrakulikuler Jurnalistik, namanya adalah Just. Awalnya saya mengikuti ekskul ini, hanya karena tertarik dengan popotoan dan edit-mengedit, namun akhirnya saya menemukan warna baru yang mungkin gak akan didapet dari ekskul lainnya.  
          Emang sih, mungkin gak ada yang berbeda dari kumpulnya kita dan kumpulnya ekskul lain. Namun dibalik itu, ketika kami bekerja, ketika kami terjun ke lapangan, barulah rasa itu muncul, yaitu rasa kekadi-lanceukan yang sangat dalam. Apa yang dilakukan seorang staf redaksi just?. 


          Dengan ekskul ini juga, saya mulai mengenal bakat saya, mengenal apa yang saya suka dan apa yang saya ingin buat di masa SMA. Namun sayang, ketika semua itu telah ditemukan, sayang sekali, saya terhalang untuk berkarya dikarenakan jabatan saya di organisasi. Padahal saya rasa organisasi semacam itu bukanlah minat dan bakat saya. Walau begitu, walau waktu saya sedikit untuk ekskul ini, walau dalam etika organisasi saya jangan terlalu aktif di ekskul. Saya tak perduli, bila saya dimarahi, saya tak perduli, dibilang egois, saya tak perduli, karana inilah jalan ninjaku, weiiiiiiiiiis, jangan serius teuing lah lur.
          Selain itu, di ekstrakulikuler ini saya menemukan pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan. Terutama saat saya mengikuti lomba film pendek bersama 2 orang teman saya. Disitu saya merasakan bagaimana ambisi yang tinggi, bagaimana optimisme yang menggebu, dan bagaimana rasa percaya diri tinggi. Namun disitu juga saya merasakan bagaimana sulitnya kerepotan, bagaimana lelahnya kerja keras, bagaimana penyesalan akan hal yang kecil, bagaimana tidak enaknya kekalahan, bagaimana pahitnya kegagalan, dan bagaimana tangisan karena penyesalan.
        Namun hikmahnya, saya diajarkan untuk tidak egois, tidak sombong, teliti, dan yang utama adalah bangkit dari kegagalan. Karena saya yakin itu hanyalah awal dari pahit manisnya hidup lainnya yang sudah menanti didepan. Karena kegagalan diawal bukanlah masalah besar, karena tetes air hujan yang jernih pun berawal dari awan hujan yang mendung. Kesuksesan yang sejati dan benar benar kesuksesan adalah bila kesuksesan tersebut diraih dari cucuran keringat, kerjakeras, pemikiran, dan rencana yang matang. Apapun yang terjadi, mau jadi OSIS atau DPR sekalipun, sekarang saya adalah Staf Redaksi Jurnalistik SMAN Tanjungsari, dan saya bangga akan hal itu.
        Karena kami adalah just, pekerja dibalik layar apa saja, penabur berbagai cerita dan prosa, pengubah hal biasa menjadi luarbiasa. Kami adlah just, pahlawan tanpa harap uang sejuta, tapi pahlawan pencipta ekspektasi dan perubah realita. Kami bukan anak yang paling pintar, kami bukan anak yang jago menggambar, tapi kami adalah anak yang siap untuk belajar, dan mewujudkan mimpi hingga dunia menjadi gempar (buku just 2015).
We are Just!, but we will build a movement.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar