Minggu, 19 Oktober 2014

Oh Jalan Tanjungsari

       Udah banyak orang yang bilang gue ketinggalan jaman, kuper, gak gaul, mungkin banyak lagi. Padahal kalo orang itu gue ajak berantem mereka pada gak berani. Dan lo tahu kenapa gue dibilang kayak gitu? Karena gue ke sekolah naik angkot!. Bayangin Cuma gara-gara itu lo sampe dibully. Padahal menurut gue angkutan umum itu sarana yang efektif untuk saling berkenalan, ngobrol, curhat sama pengguna lainnya. Selain itu dengan kita menggunakan angkutan umum kita mengurangi satu kendaraan yang ada dijalan. Bayangin! kalo seribu orang naik angkutan umum, kendaraan dijalan berkurang, dan mungkin macet di kota-kota besar akan berkurang.
       Emang, tempat tinggal gue bukan kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung. Tapi gue tinggal di daerah pinggiran Kabupaten Sumedang, tepatnya daerah Tanjungsari. Tanjungsari itu sebuah Kecamatan yang dilewati jalan Cirebon-Bandung. Jadi sebagian orang Sumedang, Cirebon, sampe Jateng kalo pengen ke Bandung bisa lewat sini. Kendaraan di daerah ini didominasi truk gede yang ngangkut pasir atau batubara yang sebenarnya terlalu berat untuk lewat jalur ini. Truk-truk kaya gini yang biasanya bikin macet jalan ini, selain geraknya lambat, gak jarang truk tersebut mogok ditengah jalan yang bikin macet berkilo-kilo meter. Apalagi hari senin pagi, aktivitas masyarakat dimulai, yang kerja, kepasar, bikin macetnya gak ketulungan. Terus anak sekolah kaya gue harus kesiangan walau udah usaha datang pagi dan harus dihukum di sekolah yang gak mentoleransi berbagai alasan anak yang kesiangan.
       Selain truk besar, jalan ini juga didominasi tiga angkot yang beroprasi di wilayah ini, yaitu 04, 05, dan 08. Angkot 04 itu angkot yang mendominasi wilayah ini, angkot yang memiliki trek Sumedang-Cileunyi ini, rata-rata muncul 3 angkot permenit dari jalur sebelah kiri atau kanan jalan. Sangat berbeda dengan angkot 05(Tanjunsari-Cicalengka) dan 08(Tanjungsari-Rancakalong) yang rata-rata hanya muncul 2 angkot perlima hingga perlimabelas menit. Namun sayang terkadang angkot 04 yang banyak tersebut  gak terisisi banyak penumpang dan bikin angkot ini ‘ngetem’ dan membuat jalanan semakin macet. Menurut gue  harusnya masyarakat mau pake angkot karena bisa ngurangi macet dan ngurangi polus iudara, kecuali kepepet. 
       Sebenernya masih banyak faktor yang bikin Tanjungsari macet. Hal ini harus disadari oleh semua pihak terkait seperti masyarakat dan pemerintah. Emang pemerintah setempat udah usaha bikin Tanjungsari umumnya Sumedang gak macet lagi, seperti ngebikin tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan(Cirebon), proyek ini masih dalam proses pembuatan, dan baru-baru ini pelebaran jalan udah dilaksanakan dan bikin Tanjungsari gak terlalu macet lagi.
Emang, rumah gue bukan tepat di Tanjungsari, tapi rumah gue di Kecamatan Pamulihan yang berbatasan langsung dengan Tangungsari, dan hari-hari gue habis disana. Tanjungsari adalah wilayah pendidikan yang lengkap dari paud hingga perguruan tinggiada, bersama Jatinangor yang saling bersebelahan. Selain itu Tanjungsari adalah pusatnya ekonomi dari beberapa kecamatan disebelahnya, pasar Tanjungsari adalah tempat pergerakan ekonomi terbesar di wilayah ini, selain itu ada beberapa mini market yang berjajar sepanjang jalan ini.
       Whell, gimana pun keadaannya gue selalu berharap yang terbaik untuk Tanjungsari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar