Yeh, udah
lama banget gak ngeposting. Padahal postingan ada di document, tapi males buka
blognya, yaudah deh lanjut. Postingan ini bukan tentang tipe-x,
apalagi noda, tapi ini tentang jabatan baru saya disekolah , yaitu Ketua OSIS. Kerenkan ?, bangga kan ?,
kalo saya sih biasa aja. Karena keren dan bangga itu bila kita mencapai apa
yang diinginkan, namun bila hal itu tidak diharapkan terus memberatkan,
masihkah harus dibanggakan?.
Yap, disekolah saya, eh disekolah
lain juga sama kayanya jadi staf inti OSIS itu bukan pilihan, namun dipilih.
Dan itu yang saya alamin bersama “7 rekan sekbid saya”(semacam 7 Manusia
Harimau), ahhhh udah kemarin lelah dan cape jadi anak sekbid sekarang jadi staf
inti dan sekaligus calon ketua osis lagi. Disitu saya ngerasa kesel dan beban
pikiran bertambah. Udah mah stresssss and pusing mikirin UTS with tugas,
ditambah ieu nanaonan deui, ahh lieur pokonamah.
Sebagai calon ketua OSIS, kita
diharuskan bikin visi, misi, and program unggulan, terus dibikin pamflet yang
disertai biodata. Kita bikin visi, misi,
dan program unggulan itu bersama-sama sampe malem dirumah salah satu calon yang
gak mau disebutin namanya. Namun sayangnya pamflet harus diselesaikan oleh saya
sendiri, bukan yang saya aja ketang, semuanya!.........heueueueuh. Ini karena
diantara semuanya, Cuma saya yang bisa ngedit gambar. Bikin 8 pamflet dalam
waktu semalem itu kaya bikin seribu candi tanpa dibantuin sama jin!!!.......
eh, lebay teuing ketang. Pokonyamah hese weh, dan pamfletnya pun akhirnya gak
selesai semalem, besoknya saya nerusin bikin pamflet diwarnet depan sekolah,
ehhh, gak lama listriknya mati, anyiiiiiiiir. Saya langsung chau ke warnet di
alun-alun dan akhirnya beresssss, huft. Pamflet pun ditempel, dan ketika sudah
ditempel saya sadar pamfletnya banyak typonya gengs, dan parahnya lagi yang
banyak typonya itu yang saya sendiri. Tapi gapapalah, yang penting pamflet hasil
gak ngerjain PR kimia pun jadi juga, prokprokprok.
Pamflet selesai musim kampanye
mulai, sepengetahuan saya diantara saya dan kandidat lainnya gak ada yang
kampanye gedegedean, karena sepengetahuan saya juga, gak ada yang niat dan
ngebet jadi ketos. Tapi, gak tau sih kalo ada yang susulumputan (sembunyi-sembunyi).
Walau kami gak kampanye kayak Cagub, Cabup, Capres atau lainnya, tapi angger we
kami harus mempresentasikan Visi, Misi, and Program unggulan kami didepan
peserta upacara, and didalam kelas-kelas. Itu tuh ngeselin banget, apalagi
karena pas kita presentasi didalem kelas-kelas, disitu ada sesi Tanya jawab,
dan penanyanya pun banyak yang ngawurrrr, jadi weh hoream, walaupun gak sedikit
juga penanya yang menanyakan pertanyaan yang serius, tapi pas itu kita yang
ngejawabnya yang ngawurrrrrr, wkwkwk.
Masa kampanye pun usai, dan saatnya
pesta demokrasi dimulai. Dan saat itu saya males banget sekolah, selain takut
kepilih (ciyeeee GE’ER), tapi juga karena hari itu banyak PR yang belum saya
selesaikan wkwkwk(2). Tapi saya gak punya alasan buat gak sekolah. Dan untung
para kandidat gak usah masuk kelas, yeeeeee. Pemilihan pun dimulai, setiap
kelas dipersilahkan bergiliran memasuki TPS. Dan ketika keluar TPS, banyak
pemilih yang menatap kearah ku, kalo biasanya saya ditatap itu degdegan GE’ER,
tapi pas ini malah degdegan takut, apalagi saya belum menyiapkan sambutan jika
saya terpilih (ciyeeee GE’ER(2)).
Pemilihan pun usai, dan langsung
dilanjutkan penghitungan suara. Kotak suara pun dibuka dan disaksikan ratusan
pasang mata dengan penuh ketegangan. Surat suara pun dibacakan, dan suara yang
pertama untuk…………….. Miftah, anyiiiiiiiiiing. Hampir semua pasang mata langsung
menatapku, kecuali siIbnu yang gagaro tonggong karena ateul. Jantung saya berdetak kenceng banget, padahal
seingat saya gak pake batre alkalin. Suara kedua dibacakan dan Alhamdulillah
suara itu memihak pada Adit, kandidat lain, huft. Kemudian suara berikutnya
dibacakan mc dan si mc itu nyebutin nama saya berkali-kali hingga si cai dikalipun
saat, anyiiiiiiiiiing(2). Penghitungan Suara sesi pertama pun selesai karena sudah
memasuki waktu sholat duhur dan saya memimpin perolehan suara sementara dengan
240 suara, sementara yang ada diperingkat kedua hanya 70-han suara, ah kamvret.
Sambil berjalan menuju mesjid, saya memikirkan apa akan yang saya katakana pada
saat sambutan jika saya terpilih nanti (ciyeeee GE’ER(3)), bukan GE’ER lagi
inimah da suara yang masuk udah 60%-nan.
Waktu istirahat pun usai,
penghitungan suara diteruskan hingga akhirnya terpilihlah saya sebagai Ketua
OSIS baru dengan perolehan 305 suara, astajimmmmm. Di tempat kedua
ada Acong pangeran cainis dari Citali dengan 181 suara. Dan Gina dengan
perolehan 156 suara menyusul ditempat ketiga. Ditempat selanjutnya berturut-turut ada nama Aditya,
Febiana, Syehab, Adlina dan Widia. Dan ketika suara selesai dihitung dan
dibacakan, sejauh mata memandang ratusan pasang mata yang tadinya ada, kini
hanya menyisakan beberapa pasang mata, itu pun hanya panitia, Staf Inti
terdahulu, dan beberapa siswa yang bersiap untuk kegiatan Ekstrakulikuler. Dan akhirnya
diputuskan ketua OSIS terpilih tidak diharuskan untuk mengucapkan sambutan, huffffff.
Sebenernya yang saya harapkan di kelas
XI itu cuma bebas dan banyak waktu buat bokep………….bobo cakeppp……...!. Tapi apa
daya, ngundurin diri juga harus sidang dan itu lebih ngeselin. Yang bisa saya
lakuin cuma pasrah.
Sebelumnya saya suka nyindir motto
hidup kakak kelas saya, yaitu Teh Deli. Motto hidupnya adalah “Que sera sera”
yang artinya apa yang terjadi terjadilah. Apaan coba, motto hidup ko pasrah
banget. Tapi setelah terpilih menjadi ketua OSIS saya sadar bahwa motto itu
kena banget dalam hidup saya. Teh Deli itu ngakunya kakak kelas tapi tingginya
gak lebih dari sarung yang suka saya pake pas jumatan. Haha, kakak kelas yang
satu ini emang suka saya ledek, tapi teh Deli adalah Temen,Mentor, Motivator, Kokolot,
dan menginspirasi banget disetiap jalan hidup yang saya lewatin dimasa-masa SMA.
Lamun saya bikin 100 orang paling berpengaruh dalam hidup saya, si teteh ini
pasti masuk deh……
Karena sudah diberi kepercayaan oleh
sebagian warga SMA, InsyaAllah saya akan memegang tanggungjawab yang berat ini
dengan Ikhlas. Memang, saya belum berpengalaman dalam hal kepemimpinan, paling
banter Cuma jadi ketua kelompok belajar bahasa Indonesia dan KM pas SMP(itu
juga Cuma lima hari, karena saya ngundurin diri). Tapi saya akan berusaha
memimpin sebaik-baiknya dan memberi perubahan untuk kemajuan sekolah. Karena “Pemimpin yang baik bukanlah tumpahan kopi
yang membasahi pakaian pramuka, walaupun banyak, tapi tidak merubah warna, dan
mudah dihilangkan. Tetapi pemimpin yang baik adalah setetes noda tipe-x yang
tumpah dipakaian pramuka, walaupun sedikit, tapi menambah warna baru dan susah
untuk dihilangkan pengaruhnya.”
“Saya bukan kiyai, saya bukan bupati, apalagi pak jokowi, saya hanya putra pertiwi, yang ingin mengabdi, untuk sekolah tercinta ini, SMAN Tanjungsari.”
“Saya bukan kiyai, saya bukan bupati, apalagi pak jokowi, saya hanya putra pertiwi, yang ingin mengabdi, untuk sekolah tercinta ini, SMAN Tanjungsari.”
Kerenn Misho.... Selamat ya jadi Ketos !
BalasHapusNuhunnnnn
Hapus